Rumus Account Receivable Turnover Adalah
Kehilangan Diskon Volume
Beberapa pemasok menawarkan diskon volume atau harga khusus untuk pesanan besar. Jika perusahaan terlalu sering memesan dalam jumlah kecil karena perputaran persediaan yang tinggi, mereka mungkin kehilangan keuntungan dari diskon ini.
Pengertian Inventory Turnover Ratio
Inventory Turnover Ratio mengukur seberapa efisien perusahaan dalam mengelola persediaan barangnya. Rasio ini dihitung dengan membagi biaya barang yang dijual oleh nilai rata-rata persediaan selama periode tertentu. Dalam formula sederhana, Inventory Turnover Ratio = Biaya Barang yang Dijual / Rata-rata Persediaan.
Baca juga: Just in Case Inventory adalah (JIC): Arti, Cara Kerja, Strategi Optimasi
Evaluasi Fundamental
Total Asset Turnover merupakan salah satu indikator fundamental yang digunakan investor untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Jika perusahaan memiliki Total Asset Turnover yang baik, ini dapat mencerminkan efisiensi operasional dan manajemen yang baik. Penilaian positif terhadap fundamental perusahaan dapat berkontribusi pada kenaikan harga saham.
Rumus Menghitung Rasio Perputaran Piutang
Ada rumus untuk menghitung rasio perputaran piutang usaha, yaitu:
Rasio Perputaran Piutang= Penjualan Kredit Bersih/Piutang Rata-Rata
Untuk mendapatkan piutang rata-rata, rumusnya adalah:
Piutang Rata-Rata= (Piutang Awal Periode+Piutang AKhir Periode)/2
Jika penghitungan rasio menunjukkan angka yang tinggi, artinya perusahaan berhasil menagih piutang dalam satu periode tersebut.
Perusahaan ABC memiliki informasi keuangan berkaitan dengan piutang usaha sebagai berikut:
Berapa account receivable turnover perusahaan ABC?
Pertama, hitung piutang rata-rata perusahaan ABC.
Selanjutnya, hitung rasio perputaran utang
Maka, rasio perputaran utang perusahaan ABC adalah sebesar Rp4 miliar pada periode 2023.
Baca Juga: Desk Collection: Strategi Efektif Pengelolaan Keuangan Bisnis
Rumus Account Receivable Turnover
Rumus account receivable turnover adalah indikator penting dalam akuntansi manajemen untuk mengukur seberapa efektif perusahaan mengumpulkan piutang usaha dari pelanggan. Rumus ini dihitung dengan membagi total penjualan kredit dalam suatu periode, biasanya satu tahun dengan rata-rata piutang usaha dalam periode yang sama. Sedangkan rata-rata piutang usaha didapat dengan menjumlahkan piutang usaha di awal dan akhir periode, kemudian membaginya dua. Rumus account receivable turnover adalah:
Rasio AR turnover yang tinggi biasanya diinterpretasikan kalau perusahaan sudah efisien dalam mengumpulkan piutang. Rasio tinggi artinya perusahaan memiliki periode kredit yang lebih pendek atau lebih efektif dalam kebijakan penagihannya. Hal ini diperlukan untuk likuiditas perusahaan karena uang tunai yang diterima dari pelanggan dapat segera digunakan untuk operasional atau kebutuhan lain.
Rendahnya account receivable turnover adalah tanda bahwa perusahaan menghadapi kesulitan untuk mengumpulkan piutangnya. Hal ini bisa disebabkan karena keterlambatan pembayaran dari pelanggan, kebijakan kredit yang terlalu longgar, atau inefisiensi dalam proses penagihan. Rasio rendah dapat mengindikasikan bahwa dana yang terikat dalam piutang tidak bisa digunakan untuk biaya operasional atau investasi lain. Dalam jangka panjang, perusahaan perlu meninjau kembali kebijakan kredit dan prosedur penagihan piutangnya.
Untuk memahami penggunaan rumus account receivable turnover di akuntansi manajemen, perhatikan studi kasus sederhana berikut ini. Misalkan Anda memiliki perusahaan yang bergerak di bidang distribusi. Setelah melihat laporan keuangan di tahun 2023, perusahaan memiliki total penjualan kredit sebesar Rp 500,000,000. Jumlah piutang usaha di awal tahun sebesar Rp 40,000,000 dan di akhir tahun sebesar Rp 60,000,000. Pertama, Anda perlu menghitung rata-rata piutang usaha.
Selanjutnya, dengan menggunakan rumus account receivable turnover, Anda akan memperoleh nilai rasio AR turnover sebesar:
Artinya, selama tahun tersebut, perusahaan mampu mengumpulkan piutangnya dari pelanggan sebanyak 10 kali. Angka ini menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menagih piutang usahanya selama periode tersebut.
Efisiensi Operasional
ITR mencerminkan seberapa efisien perusahaan dalam mengonversi persediaan menjadi penjualan. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengelola persediaan dengan cepat dan efektif.
Pengambilan Keputusan Strategis
Analisis ITR membantu manajemen dalam pengambilan keputusan strategis terkait manajemen persediaan, produksi, dan pemasaran. Informasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan strategi bisnis.
Rumus Account Receivable Turnover
Account receivable turnover dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih (yaitu penjualan yang dilakukan secara kredit) dengan rata-rata piutang (rata-rata jumlah piutang selama periode tertentu). Penjualan bersih adalah total penjualan setelah dikurangi produk yang dikembalikan oleh buyer, penjualan kredit, dan potongan penjualan.
Rata-rata piutang dihitung dengan menjumlahkan piutang awal dan akhir selama periode waktu tertentu, biasanya bulanan, triwulanan, atau tahunan). Jumlah tersebut kemudian dibagi 2 (dua) untuk mendapatkan rasio keuangan yang akurat. Adapun, account receivable turnover sebagai berikut:
Penjualan Kotor – Pengembalian – Penjualan Kredit = Penjualan Bersih
(Piutang Awal + Piutang Akhir) ÷ 2 = Rata-Rata Piutang
Penjualan Kredit Tahunan Bersih ÷ Rata-Rata Piutang = Perputaran Piutang
Perputaran piutang dalam hari:
Rasio Perputaran Piutang ÷ 365 = Perputaran Piutang (dalam hari)
Dalam pemodelan keuangan, rasio perputaran piutang digunakan untuk membuat proyeksi neraca. Untuk mengetahui rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan pelanggan untuk membayar penjualan kredit, rasio tersebut dibagi dengan 365 hari.
Saldo piutang didasarkan pada rata-rata jumlah hari penerimaan pendapatan. Pendapatan setiap periode dikalikan dengan hari perputaran dan dibagi dengan jumlah hari dalam periode tersebut.
Baca Juga: Account Receivable: Definisi, Manfaat, Hingga Resikonya
Kenapa menggunakan total asset turnover?
Total Asset Turnover digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Dengan membandingkan rasio antara perusahaan dalam industri yang sama, dapat menilai kinerja relatif perusahaan.
Penggunaan Teknologi dan Sistem Informasi
Implementasikan sistem manajemen persediaan yang canggih untuk memantau dan mengelola persediaan secara real-time. Automatisasi dapat membantu mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan efisiensi.